BuolPedia - Asal Usul Penduduk dan Suku Buol: Hikayat Legenda dan Sejarahnya
Pada zaman dahulu, Buol dilanda badai besar, disertai kilat dan guntur yang saling bersahutan. Cuaca sangat buruk saat itu, dan air pasang naik hingga mencapai Gunung Pogogul, menutupi segala sesuatu dengan buih putih yang terhampar di atasnya.
Dari kejadian itu, muncul seorang putri yang sangat cantik, seolah-olah bidadari turun dari khayangan. Putri itu dikenal dengan nama “Putri Kinumilat”.
Pada waktu yang sama, dari rumpun bambu kuning di Gunung Pogogul, muncul seorang pemuda tampan bernama “Tamatau”, yang artinya orang yang sangat bijaksana atau pintar.
Gunung Pogogul merupakan salah satu icon kabupaten Buol di Kecamatan Momunu merupakan salah satu wisata alam sekaligus wisata sejarah karena mengandung cerita legenda masyarakat buol |
Gunung Pogogul diyakini sebagai tempat yang telah ditentukan Tuhan sebagai tempat pertemuan mereka, dan di sana mereka hidup bersama sebagai pasangan suami istri, bahagia dan damai.
Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang anak laki-laki yang mereka beri nama “Tangga Alam Dono Langit”. Di gunung yang sama, ada pasangan suami istri lainnya, Yakuts dan Anggumilat, yang hidup bahagia dan memiliki seorang putri cantik bernama “Putri Jannatan”.
Suatu hari, Tangga Alam Dono Langit berjalan-jalan di sekitar Gunung Pogogul dan melihat Putri Jannatan. Ia merasa tertarik dan menceritakan hal itu kepada orang tuanya, meminta izin untuk melamar sang putri.
Tamatau dan Putri Kinumilat pun pergi untuk melamar orang tua Putri Jannatan, yang akhirnya menerima lamaran mereka. Tangga Alam Dono Langit dan Putri Jannatan menikah dan hidup bahagia.
Mereka dikaruniai seorang putra tampan yang diberi nama “Ismuhu Magamu”. Di Gunung Pogogul juga terdapat pasangan suami istri bernama Lilimbuto dan Lilimbato, yang konon merupakan keturunan Khayangan.
Mereka memiliki seorang anak perempuan cantik yang bernama “Putri Jannaure Sakilat”.
Kedua keluarga ini sepakat untuk menjodohkan anak-anak mereka, yaitu Ismuhu Magamu dan Putri Jannaure Sakilat. Mereka hidup bahagia dan dikaruniai tiga orang anak:
- Andoglripu (Laki-laki), yang memiliki keistimewaan berupa “Samada”.
- Anggatibone (Perempuan), yang memiliki keistimewaan berupa burung.
- Daibolre (Laki-laki), yang memiliki keistimewaan berupa Keris.
Gunung Pogogul menjadi tempat yang diperebutkan antara suku Ombukilan dan Manurung.
Manurung adalah keturunan Khayangan yang tinggal di Gunung Pogogul, sementara Ombukilan adalah keturunan manusia biasa asli Buol.
Orang yang tinggal di Gunung Pogogul disebut Manurung, sementara mereka yang turun ke Kampung Pinamula disebut Ombukilan.
Ombukilan pertama kali turun ke Kampung Pinamula, lalu mendirikan perkampungan yang dinamakan Pinamulya, yang sekarang dikenal sebagai Desa Pinamula.
Di sana, mereka bekerja sama untuk membuat kebun, sawah, dan membangun gua yang dikenal sebagai Guamonial, yang menjadi ibu kota pertama Kerajaan Buol.
Raja pertama yang memerintah adalah Raja Magamu, yang memerintah dari tahun 1380 hingga 1430.
Makna yang Terkandung dalam Cerita Ini:
- Ombukilan adalah penduduk asli Buol.
- Manurung adalah keturunan Khayangan yang tinggal di Gunung Pogogul.
- Budaya Buol yang perlu dilestarikan adalah Mopalus, yang berarti bekerja sama.
- Pinamula adalah tempat pertama dihuni oleh penduduk asli Buol.
- Guamonial adalah ibu kota pertama Kerajaan Buol.
- Dalam pencarian jodoh, peran orang tua sangat penting.
Disadur dari Malili, Maryam G. (2021) Ombukilan. Balai Bahasa Sulawesi Tengah, Palu. ISBN 9786239739676
0Komentar