TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Peran Putra Buol R.M. Pusadan dalam Pembentukan Sulawesi Tengah: Birokrat Muda yang Berpengaruh Pada Zamannya

BuolPedia - Peran Putra Buol R.M. Pusadan dalam Pembentukan Sulawesi Tengah: Birokrat yang Berpengaruh Pada Zamannya

Pengantar

Haji Rajawali  Muhammad Poesadan
Gambar: https://www.facebook.com/ZAGI.ZAGIS/

R.M. Pusadan adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah pemerintahan di Sulawesi Tengah.

Dia merupakan salah satu figur penting dalam sejarah Sulawesi Tengah, berperan sebagai penggagas sekaligus Ketua Dewan Raja-Raja dalam upaya pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah yang mandiri terlepas dari Sulawesi Utara.

Lahir pada 5 Februari 1909, ia berasal dari keluarga bangsawan Buol. Ayahnya bernama Pusadan Muhammad, sedangkan ibunya, Hapipah, dikenal sebagai figur yang memberikan pendidikan nilai-nilai luhur kepada anak-anaknya. R.M. Pusadan memiliki dua saudara, yaitu Koro Pusadan dan Tae Pusadan.

Dalam kehidupan pribadinya, R.M. Pusadan menikah dengan Amas Turungku Korompot , seorang wanita yang berasal dari keluarga berpengaruh di Bolaang Mongondow dan dikaruniai delapan orang anak.

Ia wafat pada 20 Februari 1986 dalam usia 77 tahun dan dikenang sebagai salah satu pemimpin besar di Sulawesi Tengah.


Pendidikan: Awal Karier Menuju Pemerintahan

R.M. Pusadan adalah figur yang sangat menonjol dalam hal pendidikan di masanya. Ia menempuh pendidikan awal di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), sekolah khusus untuk anak-anak pribumi yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pendidikan ini menjadi pijakan awal kariernya di bidang birokrasi.

Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikannya ke Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Makassar dan lulus pada tahun 1931. OSVIA adalah sekolah prestisius untuk calon pegawai pemerintahan bumiputra yang mempelajari administrasi dan tata kelola pemerintahan.



Karier Pemerintahan yang Gemilang

R.M. Pusadan memulai kariernya sebagai Assistent Inlands Bestuur (AIB) di Palu pada tahun 1931-1933. Berikut adalah beberapa jabatan penting yang pernah dipegangnya:

  • 1933- 1936: AIB di Goronta1o
  • 1936-1938: Bestuur Assistent (BA) di Buol
  • 1938-1940: BA di Sangir Talaud
  • 1940 - 1949: BA di Toli-Toli
  • 1949-1952: Kepala Daerah Sulawesi Tengah di Poso
  • 1954 - 1959: Bupati Donggala.
  • 1959-1965: Bupati Buol Toli-Toli pertama
  • 1965-1968: Residen di Palu

Selama menjabat sebagai Bupati Buol Toli-Toli, R.M. Pusadan memimpin pembangunan awal daerah tersebut dan berkontribusi besar dalam pengintegrasian wilayah Sulawesi Tengah.


Peran Besar dalam Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah

R.M. Pusadan menjadi salah satu tokoh penting dalam upaya pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah. 

Pada tahun 1948, ia menghadiri Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah di Parigi, di mana keputusan penting dibuat untuk mempertahankan integrasi dengan NKRI dan keluar dari Negara Indonesia Timur (NIT).

R.M Pusadan selaku Bupati Poso saat kunjungan Presiden Soekarno ke Poso
Gambar: https://www.facebook.com/ZAGI.ZAGIS/

Pada muktamar tersebut, R.M. Pusadan diangkat sebagai Kepala Daerah Sulawesi Tengah pertama. Ia dikenal sebagai pemimpin visioner yang memiliki pendidikan tinggi, pengalaman luas, dan usia relatif muda dibandingkan para raja lainnya.


R.M. Pusadan Sebagai Kepala Dewan Raja-Raja Sulawesi Tengah

Pengalaman dan wawasan R.M. Pusadan dalam birokrasi menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan bangsawan Sulawesi Tengah.

Ia dipercaya sebagai Kepala Dewan Raja-Raja se-Sulawesi Tengah, sebuah jabatan prestisius yang mencerminkan kepercayaan kolektif para raja terhadapnya.


Menjadi Bupati Pertama Kabupaten Buol Tolitoli

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959 tentang pembentukan 33 Daerah Tingkat II di Sulawesi, dibentuklah Daerah Tingkat II (Dati II) Buol Tolitoli dengan ibukota di Tolitoli.

Baca juga:
Eksistensi Pemerintahan Buol Mulai Sebagai Afdeling Belanda Hingga Otonomi Daerah Era Reformasi


Daerah ini merupakan hasil penggabungan antara Swapraja Buol, yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Gorontalo, dengan Swapraja Tolitoli, yang menjadi bagian dari Kabupaten Donggala.

Keduanya berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi, yang saat itu beribukota di Makassar.

R.M. Pusadan kemudian diangkat sebagai Bupati pertama Daerah Tingkat II (Dati II) Buol Tolitoli yang baru terbentuk ini.



Warisan dan Pengaruh R.M. Pusadan

Hingga kini, nama R.M. Pusadan dikenang sebagai sosok pemimpin yang berkomitmen pada pembangunan daerah, integrasi wilayah, dan pengembangan pendidikan bagi masyarakat.

Warisannya sebagai bupati pertama Buol Toli-Toli dan kontribusinya terhadap pembentukan Sulawesi Tengah akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.


Rujukan:

  • https://repositori.kemdikbud.go.id/25021/1/SEJARAH%20REVOLUSI%20KEMERDEKAAN%20DAERAH%20SULAWESI%20TENGAH.pdf
  • https://estd.perpus.untad.ac.id/login/mhsw_detil/A31117116
  • https://berkas.dpr.go.id/puupolhukham/naskah-akademik/public-file/naskah-akademik-public-42.pdf

2Komentar

  1. Baru tahu kalo awalnya Sulawesi Tengah itu gabung dengan Sulawesi Utara. Ini berarti mirip Banten yang lepas dari Jabar ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas tapi ini pada era awal kemerdekaan, semua serba transisi

      Hapus

© Copyright - Ensiklopedia Buol Lipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.