BuolPedia - Sambaragading: Kisah Pelaut Sakti dari Sulawesi Selatan yang Menyatu dengan Sejarah Buol
Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, menyimpan berbagai kisah legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Salah satunya adalah kisah Sambaragading, seorang pelaut sakti yang berasal dari Sulawesi Selatan. Cerita ini tak hanya menyimpan nilai-nilai sejarah, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Buol.
Sawerigading, Pelaut Sakti dari Luwu
Menurut cerita rakyat, Sambaragading adalah nama lokal untuk Sawerigading, seorang pelaut sakti yang berasal dari Luwu, Sulawesi Selatan. Ia adalah putra dari Battara Lattu dan We Opu Sengge, keturunan orang kayangan.Sawerigading dikenal sebagai sosok pemberani yang bertekad menambah ilmu dan pengalaman dengan berlayar hingga ke negeri Cina. Sebagai pelaut, ia memiliki keberanian luar biasa dan kemampuan berlayar yang tak tertandingi.
Kisah Sawerigading tertulis dalam Epos La Galigo yang menceritakan perjalanan Sawerigading dan keturunannya, termasuk penciptaan alam semesta, kisah Batara Guru, dan kisah La Tiuleng. La Galigo merupakan karya sastra terbesar Indonesia dan telah diakui UNESCO sebagai Memory of the World.
Di tanah Cina, Sawerigading menikah dengan seorang putri bernama We Cudai dan dikaruniai tiga anak: Lagaligo, Tendri Dio, dan Tendri Balobo. Setelah bertahun-tahun menetap di sana, kerinduan akan kampung halaman membuatnya memutuskan kembali ke Luwu.
Dalam perjalanan pulang, rombongan Sawerigading singgah di berbagai daerah, termasuk Palu, Gorontalo, dan Buol.
Di setiap tempat yang disinggahinya, nama Sawerigading disebut dengan variasi yang berbeda, seperti Sarigade di Gorontalo, Savirigadi di Palu, dan Sambaragading di Buol.
Bukti Legenda di Buol
Salah satu peninggalan yang dipercaya terkait kisah ini terletak di Desa Kodolagon, Kecamatan Bokat, sekitar 10 kilometer dari Kota Buol.Di kaki Bukit Pipitan, terdapat sebuah kapal yang telah membatu. Menurut masyarakat setempat, kapal ini adalah salah satu kapal rombongan Sawerigading yang kandas di sana. Para penumpang kapal kemudian menetap di daerah tersebut dan membaur dengan masyarakat lokal.
Kelompok ini membangun pemukiman dekat pantai, yang kini dikenal sebagai Kelurahan Bugis.
Mereka tidak hanya membawa pengalaman dan ilmu dari negeri Cina, tetapi juga berkontribusi sebagai pedagang, tukang emas, pandai besi, dan guru mengaji.
Pembauran ini melahirkan hubungan erat antara pendatang dan penduduk asli, menciptakan harmoni budaya yang terus dikenang hingga kini.
Tradisi Bvuiyan Bvugis
Dalam masyarakat Buol, terdapat tradisi pengobatan tradisional bernama "Bvuiyan Bvugis." Tradisi ini mencerminkan penghormatan terhadap leluhur Bugis yang dahulu menetap di daerah tersebut.Tradisi ini menjadi simbol dari pembauran budaya yang terjadi antara masyarakat Bugis dan penduduk asli Buol.
Nilai-Nilai yang Dapat Diteladani
Kisah Sambaragading mengandung banyak pelajaran berharga, antara lain:- Keberanian dan Kecintaan pada Tanah Air Sawerigading menunjukkan semangat pantang menyerah dan kecintaannya pada tanah kelahirannya, meskipun telah lama merantau.
- Pentingnya Menuntut Ilmu Perjalanan Sawerigading hingga ke negeri Cina menjadi inspirasi untuk terus mencari ilmu dan membagikannya kepada orang lain.
- Harmoni dalam Keberagaman Pembauran masyarakat Bugis dengan penduduk asli Buol mencerminkan nilai-nilai toleransi dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.
- Peninggalan Sejarah sebagai Warisan Budaya Kapal yang membatu di Bukit Pipitan menjadi simbol sejarah yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghormati warisan leluhur.
Penutup
Kisah Sambaragading tidak hanya menjadi legenda, tetapi juga bagian penting dari sejarah dan budaya Kabupaten Buol. Melalui cerita ini, masyarakat dapat belajar tentang keberanian, semangat menuntut ilmu, dan pentingnya menjaga harmoni antarbudaya.Kampung Bugis dan tradisi Bvuiyan Bvugis adalah bukti nyata bagaimana pembauran budaya telah memperkaya kehidupan masyarakat Buol hingga saat ini.
Disadur dari Mailili, Maryam G. (2021) Ombukilan. Balai Bahasa Sulawesi Tengah, Palu. ISBN 9786239739676
kisah menarik ....
BalasHapusThank you for sharing
ur welcome bang
HapusOh kapalnya JD bener2 ada ya mas? Bisa membatu gitu prosesnya gimana yaa?
BalasHapusSelalu suka baca cerita legenda dari setiap daerah gini 👍
bangkai kapal ada tetapi karena berupa cerita turun temurun, masih perlu pembuktian ya
Hapus