BuolPedia - Terbentuk pada Awal Era Reformasi, Begini Profil Kabupaten Buol
Kabupaten Buol, yang terletak di bagian paling utara Provinsi Sulawesi Tengah, adalah daerah dengan sejarah, budaya, dan potensi alam yang sangat menarik.
Terbentuk pada tanggal 12 Oktober 1999, kabupaten ini berdiri berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 51 Tahun 1999, bersama dengan pembentukan Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan
Sejarah Kabupaten Buol
Sebelum menjadi kabupaten mandiri, Buol merupakan bagian dari Kabupaten Buol-Tolitoli yang terbentuk melalui Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 1959.
Wilayah ini sebelumnya adalah gabungan antara Swapraja Buol (dari Kabupaten Gorontalo) dan Swapraja Tolitoli.
Setelah aspirasi masyarakat selama puluhan tahun, Buol akhirnya diresmikan sebagai kabupaten mandiri pada era reformasi.
Pada awal pembentukannya, Buol hanya terdiri dari lima kecamatan, yaitu Biau, Momunu, Bokat, Bunobogu, dan Paleleh.
Seiring waktu, wilayah administratif Kabupaten Buol berkembang menjadi 11 kecamatan, 7 kelurahan, dan 108 desa, sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 137 Tahun 2017.
Baca juga:
Mengupas Arti Lambang Kabupaten Buol: Warna, Simbol, dan Pesan Budaya
Kecamatan | Kelurahan/Desa |
---|---|
Biau | Kelurahan Kali, Kelurahan Buol, Kelurahan Leok I, Kelurahan Leok II, Kelurahan Kulango, Kelurahan Kumaligon, Kelurahan Kampung Bugis |
Momunu | Desa Pajeko, Desa Lamadong I, Desa Lamadong II, Desa Tongon, Desa Potugu, Desa Goamonial, Desa Panimbul, Desa Pomayagon, Desa Wakat, Desa Pujimulyo, Desa Pinamula, Desa Pinamula Baru, Desa Taluan, Desa Momunu, Desa Suraya, Desa Mangubi |
Karamat | Desa Mokupo, Desa Mendaan, Desa Baruga, Desa Monano, Desa Busak I, Desa Busak II, Desa Lamakan |
Bokat | Desa Negeri Lama, Desa Kantanan, Desa Bokat, Desa Tang, Desa Doulan, Desa Kodolagon, Desa Butukan, Desa Bongo, Desa Bukamog, Desa Tayadun, Desa Poongan, Desa Tikopo, Desa Bokat IV, Desa Duamayo, Desa Langudon |
Tiloan | Desa Boilan, Desa Maniala, Desa Balau, Desa Air Terang, Desa Monggonit, Desa Panilan Jaya, Desa Lomuli, Desa Kokobuka, Desa Jatimulya |
Bukal | Desa Bengkudu, Desa Biau, Desa Diat, Desa Unone, Desa Yugut, Desa Potangoan, Desa Mopu, Desa Modo I, Desa Mooyong, Desa Binuang, Desa Rantemaranu, Desa Winangun |
Bunobogu | Desa Lonu, Desa Pokobo, Desa Tamit, Desa Botugolu, Desa Bunobogu, Desa Bunobogu Selatan, Desa Domag Mekar, Desa Konamukan, Desa Ponipingan, Desa Inalatan |
Gadung | Desa Nandu, Desa Lokodidi, Desa Matinan, Desa Lripubogu, Desa Taat, Desa Pandangan, Desa Lokodoka, Desa Labuton, Desa Bulagidun, Desa Bulagidun Tanjung, Desa Diapati |
Lakea | Desa Ilambe, Desa Bukaan, Desa Tuinan, Desa Lakea II, Desa Lakea I, Desa Lakuan Buol |
Paleleh Barat | Desa Bodi, Desa Tayokan, Desa Harmoni, Desa Lunguto, Desa Timbulon, Desa Oyak, Desa Hulu Balang |
Paleleh | Desa Lintidu, Desa Dopalak, Desa Paleleh, Desa Tolau, Desa Dutuno, Desa Kwala Besar, Desa Baturata, Desa Talaki, Desa Lilito, Desa Pionoto, Desa Molangato, Desa Umu |
Geografi dan Letak Wilayah
Secara geografis, Kabupaten Buol terletak pada 0°35' - 1°20' Lintang Utara dan 120°00' - 122°09' Bujur Timur.
Wilayahnya memanjang dari barat ke timur di bagian utara Pulau Sulawesi dengan luas sekitar 4.043,57 km², menjadikannya kabupaten dengan luas wilayah terbesar kedelapan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Topografi Kabupaten Buol sangat beragam, mulai dari pantai, dataran rendah, hingga perbukitan yang bergunung-gunung.
Di bagian selatan, ketinggian wilayah mencapai 2.400 meter di atas permukaan laut, sehingga menawarkan keindahan alam yang memukau.
Adapun batas wilayah Kabupaten Buol adalah sebagai berikut:
- Utara: Laut Sulawesi
- Timur: Kabupaten Gorontalo Utara
- Selatan: Provinsi Gorontalo
- Barat: Kabupaten Tolitoli
Ekonomi dan Potensi Daerah
Kabupaten Buol memiliki potensi besar di berbagai sektor, terutama di bidang pertanian, perkebunan, dan pertambangan.
Komoditas unggulan di sektor pertanian meliputi padi, jagung, ubi kayu, serta hasil perkebunan seperti kelapa sawit, cengkeh, kakao, dan kopi robusta.
Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas andalan yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah.
Hasil olahan kelapa sawit, seperti minyak goreng dengan kualitas tinggi, tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan pendapatan daerah.
Selain itu, Kabupaten Buol memiliki potensi tambang seperti emas, bijih besi, batu bara, dan pasir kuarsa.
Pengembangan sektor ini dapat meningkatkan perdagangan serta mempercepat pembangunan infrastruktur lokal.
Infrastruktur dan Transportasi
Meskipun jaraknya cukup jauh dari ibu kota provinsi (493 km dari Kota Palu), Kabupaten Buol memiliki infrastruktur transportasi yang terus berkembang, seperti:
- Bandara Pogogul yang mendukung transportasi udara.
- Pelabuhan Paleleh dan Pelabuhan Lokodidi, yang melayani transportasi laut.
- Jaringan jalan darat yang semakin memadai, termasuk koneksi menuju Provinsi Gorontalo.
Pemerintah juga merencanakan pengembangan pelabuhan dan transportasi laut untuk mendukung aksesibilitas yang lebih baik, termasuk potensi pelabuhan internasional di masa depan.
Sejarah Awal dan Pemerintahan Kerajaan Buol
Sejarah Kabupaten Buol dimulai pada tahun 1380 M, di era pemerintahan Ndubu I.
Kerajaan Buol kemudian berkembang, dipimpin oleh raja-raja yang memegang peranan penting dalam penyebaran Islam, seperti Bataralangit (Madika Moputi), yang dikenal dengan nama Islam Muhammad Tahir Wazairuladhim Abdurahman.
Setelah era kerajaan, Buol mengalami transisi ke masa modern.
Pemerintahan dinasti Turumbu/Turungku membawa Kabupaten Buol ke dalam tatanan administratif di bawah Indonesia, hingga terbentuk menjadi kabupaten mandiri pada tahun 1999.
Baca juga:
Pariwisata dan Potensi Wisata Alam
Buol memiliki daya tarik wisata yang memukau, terutama dari keindahan alamnya yang masih asri. Beberapa destinasi yang dapat dikembangkan antara lain:
- Pantai-pantai di pesisir utara.
- Pegunungan yang cocok untuk pendakian.
- Situs budaya dan sejarah dari era kerajaan.
Kabupaten ini juga berpotensi menjadi destinasi ekowisata, memanfaatkan keanekaragaman hayati dan hutan lindung yang ada di wilayahnya.
Kesimpulan
Sebagai kabupaten yang baru terbentuk pada awal era reformasi, Buol menunjukkan potensi besar untuk berkembang di berbagai sektor.
Dengan kekayaan alam, sejarah yang kaya, dan lokasi strategis, Kabupaten Buol dapat menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sulawesi Tengah.
Peningkatan infrastruktur dan pengembangan potensi daerah diharapkan mampu menjadikan Buol sebagai daerah yang maju dan berdaya saing tinggi di masa depan.
Rujukan:
- RPJPD Kabupaten Buol 2005-2025
- https://sulteng.bpk.go.id/profil-kabupaten-buol/
- Eksistensi Pemerintahan Buol Mulai Sebagai Afdeling Belanda Hingga Otonomi Daerah Era Reformasi
Asyik, mampir ke blog ini aku jadi resfreh geografi pas masih sekolah dulu. Jadi tambah wawasan mengenai Buol juga deh. Pantai, situs budaya, pegunungan dan berbagai destinasi lainnya sangat memukau.
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung mba
HapusTernyata masih cukup muda juga kabupaten Buol ini. Dibentuknya setelah reformasi.
BalasHapusUntuk standar administratif kabupaten memang baru. Tapi jika merujuk bentuk Swapraja yang setingkat kabupaten, sudah ada sejak sebelum kemerdekaan
Hapus