TpOoGSY6TSz6GfM6TSGiGSAp

Slider

Kamus Istilah-istilah Budaya di Buol Sulawesi Tengah

BuolPedia - Kamus Istilah-istilah Budaya di Buol Sulawesi Tengah


Suku Buol yang tinggal di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, memiliki keunikan tersendiri dalam hal adat istiadat, budaya, dan bahasa.

Bahasa daerah tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan identitas budaya dan kehidupan sosial masyarakat etnis tertentu, termasuk Suku Buol. 

Sayangnya, jika tidak dilakukan upaya pelestarian melalui inventarisasi, dokumentasi, dan kodifikasi, kosakata budaya suatu daerah berisiko punah.

Salah satu cara efektif untuk melindungi kekayaan bahasa dan budaya ini adalah melalui penyusunan kamus.

Kamus budaya berfungsi sebagai media pelestarian sekaligus sumber referensi yang dapat diakses oleh masyarakat luas.


Berikut adalah daftar istilah terkait budaya dan adat istiadat di Buol.

Indeks A

aa.nit:
kulit sapi atau kambing.

aa.nit:
penyakit yang menebal di tengkuk.

an.do.gulri.pu:
raja zaman dahulu.

ange.ngea:
tempat terpencil dan jauh.

apid dudub:
penindis, terbuat dari kulit sagu dan dibungkus kain kuning, diletakkan pada dada sang bayi ketika dalam buaian agar tidak mudah kaget.

aro.wa:
bulan Syakban.


Indeks B

baka raja:
permainan untuk merebut benteng kerajaan, yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan sebanyak 5–7 orang, pada sore dan malam hari.

ba.ra.ba.tu:
batu kali yang disusun di pinggir pantai sebagai tempat pemecah ombak.

ba.yo:
musik kulintang etnis Buol, biasanya dimainkan pada acara melepas keberangkatan tamu.

bayombo:
bangunan khusus untuk membuat gula aren, biasanya berada di kebun, dan terbuka sisinya (tidak berdinding).

bia.ngo:
bidan kampung; perempuan yang mempunyai keahlian mengurus persalinan atau kelahiran bayi.

bi.bin.di.an:
tempat landasan kaki sang bayi dalam buaian, dibuat dari kulit sagu.

bi.bin.di.an:
tarik-menarik dalam hal membahas persoalan; belum ada kesepakatan.

bin.da:
wadah untuk antaran, terbuat dari tembaga atau kayu, bentuknya bundar dan ceper.

bi.tu:
gelang dari emas sebagai pemberian dari nenek, yang dipakaikan pada pergelangan tangan dan kaki bayi.

bo.ba.to:
pemerintah.

boiren digo:
permainan pada saat mandi di sungai atau di laut, berupa saling menjatuhkan lawan dengan posisi pemain berdiri di atas dua orang yang berpegangan tangan.

bolre doka:
rumah dengan ukuran besar, dahulu untuk bangsawan.

bolre pabusu:
rumah adat Buol, dari kayu, berbentuk panggung dengan tangga di depan sisi kiri dan sisi kanan.

bongga toag:
perahu kecil sebagai alat permainan anak-anak, terbuat dari pelepah sagu, bambu, batang pisang.

bonut:
biang keringat.

bonut:
orang yang memimpin ketika panen padi ladang.

bootaa:
tali yang dibuat untuk permainan gasing.

boso adat:
kelambu khusus untuk pengantin, dihiasi dengan pernik-pernik.

botu.noti.an:
darah yang menggumpal setelah bersalin atau melahirkan.

boyate:
tempat beras berbentuk lingkaran atau segi empat, tinggi satu meter, terbuat dari anyaman daun nipah.

boyate:
akar bakau yang timbul di atas tanah.

boyobi:
alat dari potongan kayu untuk melempar manga.

boyondi:
bubur khas Buol, berbahan dasar beras, labu, dan santan.

bukawu bitu:
loyang dari kuningan, tempat meletakkan sesajian, berupa seperti tunas kelapa, yang diapit dengan pisang, minyak, dan gula merah.

bukono bomo:
melempar uang logam (koin) sebanyak mungkin, kegiatan sebagai syarat pembuka pintu kamar pengantin.

bun.do:
sungai yang tidak bermuara; sungai yang terputus.

bun.dung:
kepalan tangan.

bu.ni:
bekas hutan, hutan baru, atau bekas kebun yang ditinggalkan sehingga menjadi hutan kembali, biasanya setelah ditinggal lebih dari lima tahun.

bunuot:
seperti bau kain yang terbakar.

buya.ne:
tempat air dari tanah liat, bentuk bagian lubang atasnya kecil.


Indeks C

...

Indeks D

den.deng:
musik kulintang etnis Buol, dimainkan pada saat upacara kematian.

diket:
menuai sisa-sisa padi yang tertinggal.

do.mo:
air bekas cuci tangan.

dudongean:
wadah untuk membuat dange (penganan tradisional suku Buol), terbuat dari tanah liat, berbentuk lingkaran pipih.

dudongga:
hiasan pengantin perempuan yang dipasang di bagian atas kepala, sebagai penahan uumu (mahkota), bentuknya diambil dari penanda huruf Al-Qur'an, yakni tasydid.

du.dub:
dada.

du.dup:
ketindihan; mimpi buruk.

dunolre:
jalan-jalan tanpa tujuan.

du.wa.yo:
papan penahan mayat di kuburan.

du.yang:
wadah atau tempat menyajikan sesajen, berbentuk lingkaran dan berkaki, terbuat dari tembaga.

du.yun:
runtuh secara perlahan-lahan; longsor.


Indeks E

eyan.da.gon:
tempat menjemur padi, terbuat dari anyaman bambu atau pelepah sagu, dipagar setiap 25 cm.


Indeks F

...

Indeks G

ga.ya.pea:
ikan roa (sejenis ikan julung-julung) dijepit bambu, lalu diolah dengan cara mengasapi.

ga.yung:
sebutan untuk ukuran ikatan rotan (gulung).

ge.no:
kalung yang dipakai oleh pengantin perempuan sejumlah tiga sampai empat susun ke bawah dan berbentuk kupu-kupu.

gim.bo.yo:
sebutan untuk kekuatan pada saat melahirkan.

go.gon.dang.an:
tempat menggantung buaian bayi, dari batang palem atau rotan besar, bisa juga dengan menggunakan batang pohon lemon atau batang pohon langsat yang kecil.

gon.dang:
gantang atau alat untuk mengukur padi, terbuat dari kayu (batang nangka).

gon.de:
bola yang terbuat dari anyaman daun kelapa.

go.ngo:
kayu.

gongo bindonu:
jenis kayu jabon yang digunakan untuk membuat kulintang.

¹good:
persendian di belakang lutut.

²good:
menjangkau suatu barang; menggapai.

guyangut:
bunyi makanan yang digigit.

go.yu.yo:
dayung panjang yang terbuat dari bambu atau kayu.

gu.bo:
atribut adat untuk hiasan rumah yang digantung pada bagian dinding berupa kain berwarna-warni.

gu.pet:
meletakkan rokok di mulut, tetapi tidak diisap.

gu.wat:
pohon yang roboh atau tumbang.

gu.yok:
merontokkan padi dengan cara menginjak-injak.


Indeks H

haruas:
kain penutup kepala bagi perempuan (kudung), berwarna hitam dengan ukuran 1 1/2 meter, dihiasi dengan renda berwarna kuning, biasa dipakai oleh para istri pegawai pemerintah; kain yang berwarna putih untuk istri pegawai syar’i.


Indeks I

ibung:
tikar yang diikat, kemudian dijahit sebagai tempat untuk menyimpan padi di rumah.

iim.bod:
baju adat pengantin perempuan dahulu yang dipakai untuk keluarga raja dan bangsawan, tetapi sekarang untuk umum masyarakat Buol, bentuknya panjang di bawah lutut.

ina.tuyo:
baju adat pengantin perempuan khas Buol yang dipakai oleh masyarakat umum.


Indeks J

jam.bak:
tempat air yang terbuat dari gerabah, biasanya dipakai pada upacara adat naik buaian. Model berbentuk loyang, dapat berfungsi sebagai mempercepat pembuatan minyak kelapa.

jauyo:
makanan, terbuat dari ubi rebus atau pisang rebus yang ditumbuk kasar, diberi kelapa parut dan garam.


Indeks K

kam.boti:
keranjang yang terbuat dari daun kelapa untuk tempat membawa mangga atau telur.

kam.bugo:
api yang keluar dari gesekan pelepah enau.

kanyuri:
nasi ketan kuning untuk kelengkapan acara adat.

karapuus:
topi bayi terbuat dari benang wol yang dirajut, berbentuk kerucut.

kariabu:
alat yang dipakai pesilat sebagai tameng; perisai terbuat dari tembaga berbentuk persegi enam, yang dua sisinya panjang.

kateo:
alat dari bambu, untuk mencari kutu.

kayakati:
alat dari perak atau besi, untuk membelah pinang.

kida-kida:
aksesori berbentuk uang koin yang ditempel pada haruas (selendang).

ko.kod:

  1. alat pembakar dari daun kelapa kering, caranya dikumpulkan jadi satu, diikat dengan tangkai daun kelapa kering pada beberapa bagian;
  2. bagian dari pohon kelapa, khususnya tangkai bunga kelapa berbentuk seperti perahu.

kokotoy:
alat pemetik padi yang dipegang oleh perempuan, terbuat dari gagang kayu yang dipakaikan silet atau seng; ani-ani.

kon.dob:
robek karena digigit tikus (kain atau kardus).

ko.yap:
butiran padi yang tidak bernas atau tidak berisi penuh, padi kosong.

ko.yo:
menangkap ikan dengan menggunakan tangan.

koyovu:
tempat air sadapan nira yang akan dijadikan gula merah, terbuat dari bambu.

kuilo:
sekam sagu.

kumalrig:
tempat kediaman raja; istana.

kuponovut:
jaminan untuk melunasi utang berupa barang, seperti sertifikat, STNK, BPKB, atau TV.

kuyo:
ujung daun yang muda dan bentuknya masih menggulung (seperti daun pisang).


Indeks L

...

Indeks M

ma.di.di:
adik laki-laki dari orang tua; paman.

ma.do.ka
kakak laki-laki dari orang tua; uak.

ma.ku.ta:
mahkota yang digunakan oleh residen raja (wakil raja).

ma.ma.an:
wadah berupa peti dari tembaga sebagai tempat sirih atau tempat mahar, digunakan pada prosesi melamar.

manggalo:
mangga muda yang dikupas dan diiris, kemudian dijemur dijadikan sebagai asam untuk memasak ikan.

ma.nu.rung:
makhluk halus penghuni Gunung Pogugul.

miindu:
air liur ular; bisa ular.

moarowa:
memberi doa untuk arwah.

modudog:
menyiangi; membersihkan rumput.

mo.gupas:
upacara adat kematian bagi keluarga bangsawan, biasanya dilaksanakan pada hari ke-3, 7, 40, dan 100 hari.

molyopo:
mengukur panjang dengan cara merentangkan tangan.

mo.neput:
memisahkan buah, seperti cengkih, kacang dari tangkainya dengan menggunakan tangan.

mongolriok tian:
tradisi meraba perut dengan telur, minyak bajo, dan kain tujuh warna yang dilaksanakan oleh tujuh orang ibu secara bergantian pada acara tujuh bulanan (minyak bajo adalah minyak yang dibuat oleh sepasang remaja yang belum balig, terbuat dari ramuan kayu-kayu).

mongoyokap:
menelusuri apakah gadis yang akan dilamar sudah ada yang mengikat atau belum.

mo.nondoma:
menjemput petinggi adat, penanggung jawab wilayah untuk menyampaikan bahwa pelaksanaan rangkaian pesta perkawinan akan dimulai.

monopayo (1):
menjemput menantu oleh ibu pengantin laki-laki untuk memberikan sesuatu (biasanya berupa emas).

monopayo (2):
menurunkan barang dari kapal.

monotap:
menyiangi alang-alang atau rerumputan pada lahan di hutan baru.

monto:
merintang calon pengantin laki-laki dengan kain atau selendang sebagai simbol kehormatan calon pengantin perempuan.

monutung:
membakar kayu, daun, dan rerumputan yang sudah mengering.

monuvu:
mengasapi sarang lebah untuk mendapatkan atau memanen madu.

monuvu uunggag:
membatalkan air wudu.

mopayat:
membersihkan lahan untuk membuat kebun atau sawah.

mopokatau:
pemberitahuan kepada Madika atau Pemerintah bahwa pelaksanaan pernikahan akan dilaksanakan secara adat.

moposakisii:
penyaksian mahar (mas kawin) yang telah disepakati oleh kedua pihak keluarga, dihadiri oleh pemerintah, dan pemangku adat.

mopoyayom:
berkunjung ke rumah pihak laki-laki yang dilakukan kedua mempelai didampingi ibu-ibu pelaksana adat dan keluarga kedua mempelai.

mo.si.pan.ja:
permainan tradisional dengan cara memutar tangan, dilakukan oleh dua orang yang berhadap-hadapan.

mo.supa:
mengukur beras dengan cupak atau kaleng susu.

motaanda:
permainan khas tradisional rakyat Buol dengan cara bermain batu atau kerang dengan sebelah tangan membalikkan batu ke belakang tangan dan menangkap kembali batu tersebut ke telapak tangan.

motaanduan:
penentuan waktu hari atau tanggal perkawinan dengan kesepakatan keluarga yang akan disetujui oleh bubato (kepala).

motaya:
mengundang orang-orang untuk membantu melakukan pekerjaan secara bergotong royong.

mo.yo.bu:
menumbuk padi untuk memisahkan isi dengan kulit padi.

moyovui:
upacara pada anak-anak Buol saat memasuki usia remaja.

moyoyong:
membuat syarat agar tidak diganggu setan, seperti menggantung kerang berwarna merah di rumah.


Indeks N

na.di.di:
adik perempuan dr orang tua; bibi; tante.

na.do.ka:
kakak perempuan dr orang tua; uak.

neeu:
panggilan untuk anak perempuan.


Indeks O

oomo:
kelambu kecil untuk buaian bayi.


Indeks P

pani:
dukun beranak.

panggoba:
orang yang menentukan untuk memulai suatu kegiatan pertanian padi sawah atau ladang dengan melihat tanda-tanda alam, bulan, dan bintang.

paseda:
gelang panjang yang dipakai pengantin perempuan, ukuran panjang 15--20 cm.

payudi:
wadah yang terbuat dr kulit pelepah sagu untuk menampung padi yang dipetik oleh kaum perempuan.

payung doka:
payung adat berwarna kuning, digunakan sebagai pelindung pengantin dan pembawa mahar.

pita.te:
dinding bambu.

pogibugon:
tempat dr kuningan atau tembaga untuk membuang ludah makan sirih pinang.

pokatad:
penyakit pd lipatan paha, berupa benjolan yang akan hilang setelah diurut.

pokendoyo:
penyakit kram secara tiba-tiba; tikus tikus.

po.kon.dok:
penyakit khusus pd laki-laki krn guna-guna dengan rupa kelamin masuk ke dalam, menjadi hilang, atau mengecil.

pokoo:
sejenis penyakit kulit, berlubang-lubang, di bagian belakang atau bawah kaki.

po.kuang:
penyakit paru-paru, batuk-batuk, atau TBC.

pomitat:
hidangan penutup berupa buah-buahan (biasanya pisang).

pong.gil:
jenis permainan tradisional Buol, dimainkan dengan cara mempertaruhkan betis untuk ditendang oleh pihak lawan, dilakukan oleh orang tertentu yang memiliki kekuatan fisik dan batin.

ponutut:
menyusur; mengulum tembakau dgn sirih pinang.

posusi:
orang yang khusus membersihkan atau mencuci kelamin mayat.

pungut:
konde atau sanggul.

pungut tetembu:
konde atau sanggul khusus yang dipasang pd bagian belakang kepala untuk pengantin perempuan, bentuknya seperti huruf ba.

puya.go:
sisa pembakaran yang ditiup angin.

puyayat:
percikan air hujan dr atap; tempias air hujan.


Indeks Q

...

Indeks R

rijib:
bulan Rajab (bulan ke-7).

ronut:
bunyi deru mesin pesawat.


Indeks S

sa.ma.da:
mahkota yang digunakan oleh raja, bentuk topinya seperti cungkup bunga mekar, terbuat dr kain hitam dengan hiasan emas atau lempeng besi berwarna kuning bermotif bunga.

songgo pasumen:
songkok berwarna hitam yang dihiasi dengan pita atau lempengan kuning pd bagian bawah, dipakai oleh keturunan raja atau bangsawan.

songgo taud:
songkok berwarna hitam yang dihiasi dengan pita atau lempengan pd bagian bawah secara terputus-putus, dipakai oleh masyarakat umum.


Indeks T

tam.bi:
tombak yang dipakai pd upacara adat (pernikahan, kematian, dsb).

tam.bi:
adu (adu ayam).

tamiaya:
selempang untuk laki-laki, dipasangkan di posisi sebelah kanan bagi yang berstatus sosial tertinggi kedudukannya dan di sebelah kiri untuk yang kedudukannya lebih rendah.

tang.geleng:
sarung untuk perempuan, dipakai pd upacara adat dengan cara diapit tangan di sebelah kanan, kecuali untuk acara duka, diapit di tangan sebelah kiri.

tapu:
jangkar dr batu.

¹ta.ud:
menadah; menampung dengan tangan terbuka.

²ta.ud:
hiasan pd songkok atau baju adat (bagian dada).

tauddudup:
hiasan busana adat yang dipasang pd bagian dada pengantin laki-laki.

taumi:
ayunan dr papan sbg alas tempat duduk dan tali pengikat untuk mengayun dipasang pd pohon di halaman rumah.

taup:
kulit padi yang telah lepas dr bulir padi.

tebil:
sebutan untuk bibir yang tebal pd bagian bawah.

tegil:
dinding dr pelepah sagu.

te.tem.bu:
wadah dr daun palem atau woka untuk tempat mengambil air; gayung; ember; timba.

tiba.a.so:
tukang; orang yang diupah untuk mengerjakan sst sesuai dengan keahliannya.

timid buyoko:
penyangga leher sang bayi di dalam buaian, terbuat dr pelepah sagu yang dibungkus dengan kain berwarna kuning.

to.do.ka:
alat musik kulintang untuk menyambut kedatangan tamu dl acara adat perkawinan.

to.man.ja:
alat musik kulintang untuk mengiringi acara bersilat dan menari.

tom.benak:
tempat menyimpan belanga, terbuat dr daun nipah.

tombouat:
penganan tradisional, terbuat dr sagu dan lemak sapi atau ayam serta rempah, dibungkus daun pisang, lalu dibakar.

to.ta.mot:
pemberian mertua kpd menantu, berupa cincin emas, kain, atau uang.

to.taup.an:
alat penampi padi dr bambu; nyiru; tapis.

to.yung:
penutup kepala dr bambu atau rotan, berbentuk gunung Pogugul (nama sebuah gunung di Kabupaten Buol).

tun.dun:
tempat padi seperti tas, berukuran 30x30 cm, dibuat dr anyaman daun nipah.

tu.ni:
buaian dr kayu atau papan.

un.dud:
antaran perkawinan, berupa uang hadat, kain (taud donggut), kapur siri, pinang, rokok, dilaksanakan pd malam hari dan dipandu oleh pabisara (pembawa acara).


Indeks U

uu.mu:
asesori berbentuk pohon berwarna emas, dipakai di bagian kepala pengantin wanita pd upacara adat perkawinan (moponikah), biasa dikenal dengan tusuk konde.

uu.ni:
posisi benda miring.


Indeks V

vu.nak:
sepotong kayu yang diruncingkan salah satu ujungnya, sbg alat untuk menanam butiran padi, ukuran tinggi.

vu.vuk:
kayu yang keropos karena lapuk atau dimakan rayap.

vu.vuk.an:
tempat bara untuk membakar kemenyan atau dupa.

vu.ya.yak:
sejenis penyakit pd lidah bayi, berwarna putih-putih.


Indeks W

wudo-wudo:
sarung atau kain untuk menyelimuti bayi setelah mandi pd upacara adat monuni.


Indeks Y

yangga:
salah satu jenis seni beladiri (pencak silat) untuk penyambutan pd upacara adat pernikahan.

ya.bi:
oleh-oleh dr acara kenduri (spt dodol).

yabi-yabi:
anting-anting berbentuk kupu-kupu, terbuat dr lempengan kuningan atau perak, sebanyak dua sampai tiga susun, yang bermakna perjuangan hidup.

yaig:
pondok kecil yang berada di bagian lahan tinggi agar bisa mengamati babi, monyet, atau binatang lain yang mengganggu padi.

ya.nek.an:
ruang atau tempat untuk menyimpan padi.

yanggadiang:
makanan tradisional Buol, terbuat dr sagu, gula merah, santan, dan kacang tanah, dibungkus daun pisang, lalu dipanggang.

ya.pa:
kepala ban pinggang wanita, terbuat dr emas.

yo.gi:
semacam penyakit kulit di pinggir hidung; komedo.

yo.go:
alat permainan tradisional suku Buol, terbuat dr tempurung berbentuk segitiga atau hati yang dilontarkan dengan sebilah bambu.

yoiling:
pendamping atau pengiring pengantin adat Buol, terdiri dr dua orang atau lebih.

yolrean:
alat yang digunakan untuk mengayak sagu, terbuat dr anyaman bambu.

yu.kut:
posisi duduk sambil memeluk lutut, melambangkan orang malas (dikiaskan seperti ayam).

yuri:
daun puring yang dipasang pd tangga adat saat upacara adat; sembuh.

yu.wit:
tali dr kulit kayu waru.


Indeks Z

...


Sumber:
Kamus Istilah Budaya Sulawesi Tengah. Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah 
Jalan Untad 1, Bumi Roviga, Tondo, Palu Sulawesi Tengah tahun 2021
© Copyright - Ensiklopedia Buol Lipunoto
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.